REKOLEKSI TAHUN 2020 “CINTA KASIH”: Bulan Januari

Sessi I/ Malam

Belarasa Allah Bapa dan Tuhan Yesus

Bahan Renungan

Yoh 3:16

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Filipi 2: 6-8

“… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”.

Renungan

Rasul Yohanes Pengarang Injil mengambarkan dengan sangat jelas belas kasih Allah Bapa yang total  dengan  mengaruniakan  anak-Nya  yang tunggal demi keselamatan  kita. Allah  Bapa tidak setengah-setengah mencintai kita. Ia ingin, melalui Yesus Putra-Nya, manusia ciptaan-Nya bersatu dengan-Nya dan kembali kepada-Nya. Sementara rasul Paulus mengambarkan totalitas belarasa atau keutuhan cinta kasih Yesus diwujudkan dalam pemberian seluruh hidup-Nya sampai wafat di kayu salib. Wafat Kristus di salib merupakan wujud radikalitas dan totalitas caritas (kasih).

Mengikuti Yesus yang mengosongkan dan merendahkaan diri-Nya sampai wafat di kayu salib berarti mengikuti Kristus yang miskin dan rendah (Konst. 600-601) dan memberikan seluruh hidup karena taat pada kehendak dan rencana Allah Bapa.

PR Perwujudan Konkret

Sebagai seorang peniten, PR kita adalah merendahkan diri di hadapan Allah dengan bertobat terus  menerus,  dan  mengososongkan  diri  supaya  dapat  memusatkan  perhatian  pada  perkara Allah dan kerajaan-Nya serta melakukan pekerjaan cinta kasih dan segala sesuatu dengan tulus, utuh dan total.

Refleksi

  1. Apakah aku mengusahakan setiap waktu pertobatan terus-menerus dalam hidupku?

  2. Apakah aku memiliki kerinduan yang dalam untuk selalu dipenuhi rahmat Allah dalam hidup harianku?

  3. Apakah aku mempercayakan diriku dengan segala keberadaannya pada Allah?

  4. Bagaimana aku menyikapi peristiwa-peristiwa harian yang tidak mengenakan, mengecewakan atau tidak  kuinginkan?  Apakah  aku  melibatkan  Tuhan  dalam  setiap perkara hidupku?

  5. Apakah  Allah  menjadi  tujuan  hidup  dan  perutusannku?  Di  mana  Yesus  dalam  hidup harianku?

  6. Apakah aku mempercayakan hidupku seluruhnya pada Allah?

Charitas = belarasa-yang-tak-terbagi

Laman: 1 2 3 4 5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts