REKOLEKSI TAHUN 2020 “CINTA KASIH”: Bulan Agustus

Belarasa-yang-tak-terbagi = MENJADI SAUDARA BAGI SESAMA

Pengantar

Para saudari ytk, hidup ini adalah anugerah Tuhan yang tujuannya bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk diarahkan pada tujuan sejati, yakni bersatu dengan Allah dan menjadi berkat bagi sesama yang lain. Santo Paulus dengan tegas menyatakan, “Sebab tidak ada seorang pun di antara kita, yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rom 14: 7-8). Pesan ini sangat mendasar terlebih bagi kita yang membaktikan diri melalui profesi kita sebagai seorang religius.

Panggilan sebagai seorang religius merupakan anugerah cuma-cuma dari Allah, namun sekaligus memiliki konsekuensi yang mesti kita pertanggungjawabkan. Konsekuensi hidup religius yang melekat pada hidup kita adalah menguduskan diri dan melakukan kehendak dan rencana Allah sendiri. Kita mesti bertekun dan setia mengarahkan diri terus menerus pada kehendak dan rencana-Nya serta terbuka untuk menyucikan diri dan mengantar sesama yang lain pada keselamatan, bukan hanya sekedar mencari hidup yang nyaman, aman dan semua terjamin.

Secara khusus kita, para suster Kongregasi St. Fransiskus Charitas, dipanggil untuk berbagi hidup dalam cinta kasih –belarasa-yang-tak-terbagi, sebagai tanda kehadiran Allah yang lebih dahulu memberikan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Inti pokok hidup religius kita adalah mengikuti Yesus Kristus seturut cara hidup-Nya yakni memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan umat manusia.

Kita juga tidak dipanggil sendirian, tetapi dalam kebersamaan, keanekaragaman, dan secara istimewa disatukan dalam persaudaraan Suster FCh. Hidup dalam kasih persaudaraan merupakan suatu kerinduan bagi kita yang telah dipersatukan dalam Kongregasi FCh. Tanpa kerelaan untuk saling berbagi kasih, kerinduan itu takkan pernah terwujud. Kasih persaudaraan menjadi dasar yang sangat penting untuk sebuah kesaksian dan pewartaan. Dengan kata lain, pewartaan tanpa kasih ibarat sayur tanpa garam.

Dalam persaudaraan baik di komunitas maupun di tengah masyarakat, kita memiliki berbagai macam tantangan. Keberagaman anggota dalam komunitas bila tidak disadari sebagai anugerah akan menjadi kendala dalam hidup bersama maupun karya, terlebih bila sikap individualisme berkembang dalam kehidupan kita. Demikian pun ketika kita hidup di tengah Gereja dan masyarakat dan di tengah karya, kerendahan hati, keterbukaan hati dan kerelaan untuk menerima perbedaan, menjadi syarat mutlak bagi berlangsungnya persaudaraan yang saling membangun dan mengembangkan.

Dalam rekoleksi bulan ini kita diajak untuk semakin menghidupi cinta kasih melalui semangat “belarasa-yang–tak-terbagi = Menjadi Saudara Bagi Sesama”. Semoga melalui permenungan ini, kita semakin dapat mewujudkan cinta kasih yang bersumber dari Allah sendiri. Dengan demikian kita dimampukan untuk sungguh mengasihi sesama, alam dan Tuhan dengan penuh belarasa dan ketulusan.

Charitas = belarasa-yang-tak-terbagi

Laman: 1 2 3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts