SAKSI BELAS KASIH ALLAH
Belas kasih (mercy) adalah cinta kasih Allah yang penuh perhatian kepada semua makhluk, khususnya manusia, dan pada gilirannya mengundang kita untuk berbelarasa dan meringankan penderitaan orang lain.
Perjanjian Lama memakai tiga kata untuk mengungkapkan sikap “belas kasih” Allah itu.
- Hesed (Ibrani = kebaikan) yang berarti kasih-setia yang dilandaskan pada ikatan perjanjian (Kej. 20: 13) atau hubungan yang erat (1 Sam. 20: 8. 14-15).
- Rahamin (Ibrani = rahim) yang berarti belarasa dari dalam batin, seperti kasih seorang ibu kepada anaknya (Yes. 49: 15).
- Hen (Ibrani = rahmat) yang mengungkapkan cara Allah memberikan rahmat secara cuma- cuma dan tidak bergantung pada jasa orang yang menerimanya (Kel. 33: 12-17).
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, belas kasih Allah diwahyukan dan dinyatakan dalam sabda dan karya Yesus. Yesus adalah wujud nyata belas kasih Allah Bapa kepada manusia.
Dalam rekoleksi ini, selain merenungkan belas kasih Allah melalui Yesus yang menyembuhkan Bartimeus, kita akan belajar belas kasih dari para suster pendahulu (Para Suster Misionaris Pertama) dan bagaimana kita sebagai anggota Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) menghayati belas kasih Allah dan saksi belas kasih-Nya secara nyata di tengah dunia.
Sessi I/ Malam
Bahan Renungan
“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku”
Yesus Menyembuhkan Bartimeus (Mark. 10: 46-52)
Renungan
Para suster ytk, perikop ini (Mark. 10: 46-52) mengisahkan kepada kita ‘belas kasih’ Yesus yang nyata. Ia tergerak hati mendengar permohonan Bartimeus, “Anak Daud, kasianilah aku.” Dalam ayat selanjutnya dikatakan, “Yesus berhenti dan berkata; ‘Panggilah dia!’.” Setelah para murid memanggil Bartimeus, dan Bartimeus berdiri dan pergi kepada-Nya, Ia bertanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Dari dua kalimat yang dikatakan oleh Yesus ini, kita dapat merasakan betapa lemah lembut hati Yesus dan betapa besar kecintaan-Nya kepada orang yang sakit dan miskin yang memohon belas kasih-Nya.
Kita belajar dari sosok Guru sejati kita. Dia adalah seorang pribadi yang amat berempati dan iba kepada orang-orang yang kurang beruntung, secara khusus dalam kisah ini, kepada Bartimeus, seorang pengemis buta, yang sedang duduk di pinggir jalan, yang dilewati bersama para murid- Nya ketika mereka akan keluar dari Yerikho.
Pesan apa yang bisa kita tangkap dari perikop ini? Yesus ingin kita juga bisa menjadi jawaban atas doa atau saluran berkat bagi sesama kita, terutama yang sangat membutuhkan pertolongan. Pertanyaan bagi kita bersama, apakah kita memiliki hati yang terbuka untuk digerakkan oleh belas kasihan dan mau melakukan sesuatu bagi orang lain? Apakah belas kasihan yang ada di dalam diri kita bertumbuh dan berkembang sehingga menggerakkan kita untuk peduli dengan penderitaan dan kesusahan orang lain? Jika hati kita mulai tumpul, mari kita mohon kepada Tuhan rasa belas kasih yang berasal daripada-Nya, supaya dengan demikian hidup kita boleh menjadi berkat bagi banyak orang.
PR Perwujudan Konkret
Mohon rahmat belas kasih dari Yesus, sehingga dalam hidup persaudaraan dan perutusan karya, kita boleh menjadi saksi belas kasih-Nya.
Mohon ampun jika selama ini kita sibuk dengan pikiran dan rencana-rencana kita sendiri, sehingga mengabaikan kebutuhan dan kerinduan orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dan kasih kita yang nyata.
Refleksi
1. Apakah aku memiliki hati yang lemah lembut, yang mudah tergerak untuk menolong bila sesamaku yang ada di sekitarku membutuhkan pertolongan?
2. Apakah aku juga mempersembahkan kepada Yesus, semua orang yang setiap hari kujumpai, dan mereka yang sedang membutuhkan pertolongan?
3. Apakah belas kasih Yesus ini, menggugah hatiku untuk terus menerus bertobat memperbaiki prilaku dan tutur kataku yang mungkin melukai sesamaku?
4. Buatlah niat kecil sebagai wujud belas kasih yang ingin diwujudkan dalam hidup bersama di komunitas maupun di tempat karya di mana kita diutus!
Tinggalkan Balasan