Belarasa-yang-tak-terbagi:
PERHATIAN PADA SESAMA YANG SAKIT DAN LANJUT USIA
Pengantar
Tradisi memperhatikan sesama yang sakit dan lanjut usia merupakan tradisi luhur yang mesti di lestarikan. Di masyarakat kita, ada tradisi sungkeman dan kunjungan. Sungkeman, dari Bahasa Jawa, merupakan tanda bakti dan hormat yang dilakukan oleh anak atau kedua mempelai (yang akan menikah) ke hadapan orang tua serta keluarga yang lebih tua /pinisepuh, ketika hari pernikahan, atau ketika hari raya keagamaan, atau dalam acara khusus keluarga, saat tahbisan imam atau juga saat biarawan-biarawati akan mengikrarkan profesi kekal. Tradisi kunjungan juga biasa dilakukan pada hari raya keagamaan, misalnya anak atau orang yang lebih muda akan mengunjungi orang yang lebih tua, atau yang dituakan dan terutama yang sedang sakit.
Sungkeman dalam tradisi kita memiliki makna: Pertama, sebagai bentuk penyerahan diri, dimana orang yang lebih muda meminta maaf kepada orang yang lebih tua, dan dari orang tua atau yang dituakan, memaafkan kesalahan orang yang lebih muda. Kedua, sebagai bentuk ucapan rasa terima kasih kepada orang tua atau orang yang dituakan atas kasih sayang, bimbingan dan jerih lelah membesarkan anak-anaknya.
Dalam Gereja Katolik, perhatian kepada orang sakit dan lanjut usia juga menjadi tradisi dan keutamaan yang dimiliki oleh umat beriman, secara khusus oleh para legioner, atau anggota kelompok doa Legio Maria. Legio Maria adalah suatu kelompok kategorial Gereja yang terdiri atas perkumpulan umat Katolik serta merupakan kelompok kategorial yang dibawahi langsung oleh pastor paroki sebagai perpanjangan tangan pastor untuk memberikan pelayanan kepada umat gereja pada paroki tersebut. Legioner aktif wajib terlibat dalam kegiatan rutin Legio Maria, diantaranya melaksanakan tugas-tugas kerasulan seperti kunjungan orang sakit dan lansia, kunjungan ke panti jompo, atau kunjungan pasien yang sedang opname di rumah sakit, dll.
Sementara para suster Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) memiliki tradisi yang amat luhur dari para suster pendahulu, yakni mendoakan setiap hari intensi untuk para suster lansia dan yang sakit sebagai wujud nyata perhatian kepada para saudari yang sakit dan lanjut usia.
Dalam rekoleksi bulan ini, kita akan merenungkan makna CINTA KASIH dalam wujud nyata yakni memberi perhatian pada sesama yang sakit dan lanjut usia. Kita akan belajar dari Guru Sejati kita. Bagaimana belarasa-yang-tak-terbagi terutama kepada orang sakit dan lanjut usia, telah dilakukan Yesus terhadap ibu mertua Petrus yang tanpa menunda-nunda, mengunjungi dan menyembuhkannya setelah Ia selesai menyembuhkan orang yang kerasukan setan di sinagoga, Kapernaum. Dan sebagai suster FCh, kita memiliki warisan yang amat luhur ini. Rumusan “memberi perhatian kepada mereka yang sakit dan lanjut usia” telah dituliskan dengan baik di dalam Anggaran Dasar dan Konstitusi Kongregasi Charitas sejak tahun 1928.
Tinggalkan Balasan