Kasih terhadap diri sendiri

Para saudari, kita semua diciptakan sedemiakian indah oleh Sang Pencipta, bahkan dicipta sesuai dengan citra-Nya. Kita sebagai manusia merupakan ciptaan sempurna karena sesuai dengan diri-Nya. Oleh karena itu, kita punya tugas tanggung jawab untuk menjaga keutuhan diri kita agar tetap sempurna.Dalam Matius 22:37-40, Tuhan bersabda “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Bertolak pada sabda tersebut, kita wajib untuk mengasihi diri sendiri agar kita dapat mengasihi sesama. Kasih terhadap diri sendiri adalah suatu tindakan yang luhur karena Tuhan sendiri mengehndakinya. Bagaimana kita mengasihi diri sendiri? Tentu saja ada berbagai cara untuk mengasihi diri sendiri, antara lain, yakni : 1) mengasihi diri secara jasmani dan 2) mengasihi secara rohani.
Mengasihi diri secara jasmani/fisik antara lain : a) memberi asupan makanan yang bergizi dengan makan, minum secukupnya; b) memberi waktu untuk menjaga kesehatan dengan olah raga, istirahat yang cukup; c) melatih tubuh untuk melakukan hal-hal positip yang disukai agar tetap bahagia; 4) menerima bentuk fisik dengan penuh syukur sebagai yang indah; 5) menjadi pribadi yang berbeda, dalam arti tidak sama terus setiap hari, tetapi dinamis sehingga selalu mendapatkan hal-hal baru. Dengan demikian menjadi lebih hidup dan terus berkembang.
Mengasihi diri secara rohani/psikis antara lain : 1) memberi asupan makanan rohani antara lain membangun relasi intim dengan Sang Mahacinta; 2) bersikap jujur terhadap diri sendiri supaya hati damai tetap terpelihara; 3) senantiasa bersyukur dan menerima semua karunia-Nya dalam diri kita. Dengan bersyukur kita senantiasa dicukupkan dalam banyak hal dan tidak mengingini milik orang lain; 4) memaafkan diri sehingga tidak selalu terbebani rasa bersalah. Memaafkan diri dengan kesadaran yang baik bahwa kita sebagai manusia tidak selalu sempurna, dapat melegakan jiwa dan tetap bahagia; 5) berhenti menjadi orang lain. Sebagus, seindah, secerdas, sehebat apapun orang lain tetaplah dia bukan diri kita. Maka tingkatkan percaya diri dan akan menjadi pribadi yang tangguh dan utuh; 6) keluar dari zona nyaman. Kita jangan memanjakan diri dengan segala yang menyenangkan, yang baik, tetapi justru harus keluar supaya lebih baik, berani menghadapi kesulitan dan tantangan sehingga ada suatu rasa syukur atas karunia “kemenangan”. Dengan demikian semakin bertumbuh dan bersukacita dalam keadaan dunia nyata.
Mengasihi diri sendiri dengan benar sama dengan mengasihi, menghormati, dan memuliakan Tuhan Sang Pencipta.
Tinggalkan Balasan