Kompleks RS Charitas Jl. Jend. Sudirman No. 1054 Palembang
Sejak tahun 1991, Biara “Sta. Maria Immaculata” yang terletak di Jln.Jend. Sudirman, Palembng adalah Biara Charitas Induk FCh Indonesia. Sebelumnya, biara ini disebut Propinsialat “Charitas” sebab Kongregasi Charitas Indonesia masih menjadi bagian (Pfofinsi) atau Regio dari Kongregasi Suster Charitas yang berpusat di Belanda (Roosendal). Biara propinsialat Charitas awalnya menempati gedung di komplek Biara St. Fransiskus (1963). Pada tahun 1988, setelah novisiat pindah di KM7, gedung novisiat lama digunakan untuk Biara Profinsialat. Tahun 1991, Kongregasi Charitas mandiri, maka biara induk (generalat) Konregasi Charitas tidak lagi di Roosendal, namun di Palembang. Tanggal 24 Juli 2004, Biara Induk FCh resmi memiliki nama Biara Charitas “St. Maria Immaculata”.
Maria dikandung dengan tak bernoda merupakan kepercayaan lama dalam Gereja yang sudah diketemukan oleh Julian dari Eklamun pada abad ke -5. Sebagai dogma dirumuskan oleh Paus Pius IX (1854), yaitu Maria, Bunda Yesus Kristus, sejak dikandung dari Rahim ibunya bebas dari cacat, dosa, asal dengan mengingat jasa Kristus, Putranya, di kemudian hari. Maka, Maria ditebus pula oleh Kristus, tetapi sejak saat pertama keberadaanya. Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda dirayakan tanggal 8 Desember (dirayakan sejak 1246).
“berhadapan dengan misteri karya Allah dalam putera-Nya, Bunda Maria dalam perjalanan imanya kerapkali menemukan hal-hal yang tak terpikirkan. Berhadapan dengan misteri itu Maria mengambil jalan menyimpan dalam hati dan merenungakannya. Kebahagiaan Maria sebagai ibu terletak dalam mendengarkan, memelihara, dan melakukan firman Allah. Disitulah Maria hidup dalam keheningan , kejernihan, dan keteduhan. Pola hidup semacam itulah yang menjadi pilihan kita dan kita kenakan dalam menjalani perjalanan hidup rasuli”
Sikap batin yang hening dihadapan Allah, kasih keibuanya, kelembutan, “Fiat”, dan kerendahan hatunya, serta pergumulan batin dan imanya, merupakan cara hidup yang mestinya selalu diperjuangkan oleh para penghyat FCh. Semoga biara induk FCh menjadi tempat yang teduh dan menjadi “sumber” inspirasi hidup dimana nilai-nilai hidup Bunda Maria diwujudkan. Dengan demikian, seluruh anggota Kongregasi memiliki tempat untuk “pulang kampong”. Dari “kampong” Charitas ini semangat FCh diwartakan.
Tinggalkan Balasan