Komplek UKMC-FIKes. Jl. KOl. H. Burlian. Lrg. Suka Senang KM 7 Palembang
Biara Charitas La Verna ada di Jl. Pipa KM.7 Palembang, identik dengan STIKES Perdhaki Charitas. Biara dibangun karena memenuhi kebutuhan dan tuntutan karya pendidikan di bidang kesehatan ini.
Karya para suster di tempat ini lebih khusus yakni melayani karya pendidikan kesehatan. Walaupun jenis tugas para suster bervariasi, misalnya; pengurus yayasan, bagian struktural, pelaksana harian; dosen, pendamping asrama putri, bagian dapur, dll, namun semua memiliki tugas pokok yakni memfasilitasi kelancaran karya pendidikan kesehatan ini, meskipun dalam praktik pelayanan, mereka juga terlibat dalam kegiatan pastoral parokial.
Sosok Sr. M. Antoni Senirang FCh, lekat dengan karya pendidikan kesehatan ini. ia dianugerahi Allah rahmat yang cukup untuk mengembangkan karya pendidikan kesehatan ini, ia juga dipakai oleh Allah menjadi alatnya memberitakan ‘’Injil’’ di tengah masyarakat yang luas dengan menanamkan nilai-nilai Kristiani dan ‘’Charitas’’ bagi para pelayan kesehatan masyarakat.
Di bawah ini dirangkum perkembangan karya pendidikan kesehatan sejak awal dirintis sampai sekarang:
- Tahun 1947- 1956 sekolah rawat menerima siswa barlulusan SD.
- Tahun 1952- 1995 sekolah bidan menerima siswa baru lulusan SLTP
- TAHUN 1957- 1997 sekolah pengatur perawat menerima siswa baru dari SLTP.
- TAHUN 1977- 1997 Sekolah perawat kesehatan (SPK) menerima siswa baru dari SLTP.
- Tahun 1993 – sekarang, D3 Akademi Perawat (AKPER) menerima siswa baru dari SMU.
- TAHUN 2006 – sekarang, D3 Akademi Kebidanan (AKBID), S1 keperawatan – NERS.
- Tahun 2011 – sampai sekarang, D3 Analis menjadi D4 Analis.
Alverna atau La Verna merupakan sebuah gunung diperbatasan Toscana dipegunungan Apenina Tengah, setinggi 1283 m, termasuk keuskupan Arezzo. Letaknya lebih kurang 27 km dari kota Arezzo. Gunung ini dihadiahkan ileh graf Orlando tgl 8 Mei 1213. Di gunung ini Santo Fransiskus menerima luka-luka Yesus (Stigmata). St. Fransiskus sering pergi ketempat sepi di Gunung La Verna yang terletak di kota Arezzo untuk berdoa. Ditempat yang terberkati ini, Fransiskus mencapai puncak hidup pribadinya sebagai pencinta Yesus, putra Allah yang tersalib. Selama bulan puasa tahun 1224, Frasiskus bersama saudara Leo dan Maseo mengungsi ke gunung itu. Sedang berdoa sendirian di hutan, Fransiskus mendapat suatu penglihatan. Tampak olehnya Yesus dengan rupa malaikat dengan rupa malaikat serafin terpaku pada salib, tetapi dalam kemuliaan. Penglihatan itu menyebabkan kaki, tangan dan lambung Fransiskus menampakan luka-luka Yesus Yang Tersalib. Fransiskus merasa sakit sekali, namun penuh kegembiraan dan kemanisan.
Tangan dan kakinya kelihatan tertembus paku di tengah-tengahnya. Adapun kepala paku itu di tangan nampak di bagian dalam dan di kaki di bagian atas, sedang ujungnya menganjur disebelah lain. Tanda itu di bagian dalam tangannya adalah bundar, dan dibagian luar panjang. Dan secabik daging tampak seakan-akan ujung paku, yang terpukul bengkok dan terbalik. Demikian pun tanda-tanda paku tertera pula di kakinya dan menganjur diatas daginga lainnya. Selanjutnya, lambung kanannya seakan – akan tertikam tombak dan menunjukan perut, yang sering mengeluarkan darah, sehingga jubahnya dan cawatnya sering kena darah suci itu’’(II Cel. 94)
Menurut St. Bonaventura, perisriwa stigmata St. Fransiskus, di gunung La Verna ini, terjadi pada suatu pagi, pada pesta permuliaan salib, yaitu pada tanggal 14 September 1244, dua tahun sebelum ia menyerahkan kembali jiwanya kepada surga. Pada waktu itu St. Fransiskus berusia 43 tahun.
Di gunung La Verna ini, St. Fransiskus dan para pengikutnya berdoa dan bertapa. Di gunung ini juga, St. Fransiskus boleh mendapat karunia luka-luka atau Stigmata Tuhan Yesus. Namun ia dengan rendah hati tetap ‘’menyembunyikan luka-luka itu terhadap orang-orang luaran; bahkan terhadap teman-temanya yang terdekat ia menutup-nutupi dengan amat cermat; sehingga saudara-saudara disampingnya dan pengikut-pengikutnya yang paling setiapun lama tidak mengetahuinya’’.
‘’ Dan walaupun hamba dan sahabat Allah yang maha tinggi itu melihat dirinya dihiasi dengan mutiara-mutiara amat elok seperti permata – permata mulia saja dan dianugerahi secara ajaib dengan kemuliaan dan kehormatan diatas semua orang, namun ia tidak bermegah-megah dengan pikiran sia-sia dan tidak berusaha karena nafsu akan kemuliaan yang sia-sia dan tidak berusaha karena nafsu akan kemuliaan yang sia-sia untuk berkenan pada siapa pun juga, melainkan ia berikhtiar sedapat-dapatnya untuk menyembunyikan anugerah yang khas itu dengan cara manapun juga, agar perkenanan insani jangan sampai merampas rahmat, uang telah dianugerahkan kepadanya’’ (I Cel. 95)”
St. Fransiskus memang seorang yang luar biasa ia ‘’berikhtiar sedapat-dapatnya untuk menyembunyikan anugerah yang khas itu dengan cara manapun juga, agar perkenanan insani jangan sampai merampas rahmat, yang telah dianugerahkan kepadanya ‘’(I Cel. 95)
Nama La Verna dipakai menjadi nama biara Charitas di KM 7, Palembang. Secara struktur tanah, biara Charitas ‘’La Verna ‘’ ini juga terletak lebih tinggi dari tanah di sekitarnya. Posisi di bukit ini mengingatkan peristiwa ‘’gunung La Verna’’. Maka ketika kita memilih nama La Verna sebagai nama biara, mengandaikan juga bahwa kita menghidupi peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat dimana nama itu diambil.
Semoga pengalaman ‘’luka-luka Tuhan Yesus’’ yang dialami St. Fransiskus, menjadi kekuatan bagi para saudari yang bertugas di komunitas “La Verna” ketika mengalami kesulitan-kesulitan karya maupun hidup berkomunitas. St. Fransiskus tidak mengeluh dengan semua yang dideritanya. Semoga iman dan pengalaman ketabahan St. Fransiskus juga menjiwai para saudari dalam melayani dan menyiapkan orang-orang muda demi keselamatan banyak orang.
Tinggalkan Balasan