BIARA CHARITAS PORZIUNCULA

Mojosari BK.IX (Kom.Fillial). OKU TIMUR – Belitang

Biara “Porziuncula” pada awalnya adalah asrama putra yang ditempati para bruder FIC. Asrama ini direnovasi sehingga layak menjadi sebuah biara yang diresmikan pada tanggal 20 September 2011, pada pesta Malaikat Agung, Gabriel, Mikael, dan Rafael. Misa kudus dipimpin oleh Rm. Felik Astono SCJ (Vikaris Jendral Keuskupan agung Palembang), didampingi Rm. Joko Susanto Pr (Deken dekenat II) dan Rm. Vian Pr (Pastor Paroki Mojosari).

Anggota Komunitas POrziunculla (Sr. M. Vincenti FCh sebagai Pelayan Persaudaraan, Sr. M. Firmnina FCh, Sr. M. Frederika FCh, Sr. M. Verolistha FCh dan Sr. M. Viannita FCh)

Karya para suster Charitas ditempat ini adalah mendampingi putri-putri yang tinggal di asrama. Sedangkan Bruder-bruder FIC tetap mendampingi anak-anak asrama putra. Karya ini bekerjasama dengan keuskupan sebagai pemilik (Yayasan Xaverius sebagai pengelola SMA Xaverius), dan Bruder-bruder FIC yang menangani anak-anak asrama putra.

Diutus tiga suster untuk mengawali karya ini. Sr. M. Immaculata FCh ditunjuk sebagai koordinator, dan dua suster  sebagai anggota. Selain fokus melayani dan mendampingi anak-anak  putri di asrama, para suster juga terlibat dalam pastoral parokial.

Nama Pelindung Biara Charitas di BK. IX adalah Porziunculla.

Porziuncula adalah nama sebuah tempat dimana terdapat Gereja Santa Maria yang sangat dicintai oleh St. Fransiskus. Di tempat ini St. Fransiskus menemukan panggilan hidupnya yang jelas, sewaktu pembacan injil oleh imam mengenai Yesus mengutus para rasul. Di tempat ini pula bertambah banyak pengikutnya. Dan ordo saudara dina mendapat awalnya. Disini juga St. Fransiskus wafat dan digambarkan naik kesurga bersama para malaikat. Pada mulanya, Gereja Santa Maria ini ditinggalkan dan tidak dihiraukan seorangpun. Ketika St. Fransiskus melihat betapa rusaknya gereja ini, maka tergeraklah hatinya dan tinggal ditempat ini. “Ketika ia telah memperbaiki gereja tersebut, maka ia sudah ada dalam tahun ketiga pertobatannya.” Pada saat itu, Fransiskus mengenakan semacam jubah pertapa, ikat pingang dari kulit, dan berjalan dengan bertongkat dan bersepatu.

    “Tetapi pada suatu hari, ketika di gereja dibacakan Injil perihal bagaimana Tuhan mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan (kabar sukacita), hamba Allah yang suci hadir di situ. Ayat-ayat Injil itu hanya ditangkapnya sekedar saja; maka sehabis perayaan misa, ia mohon dengan rendah hati kepada imam untuk menerangkan Injil itu. Maka imam menerangkan semuanya  secara teratur kepadanya. Ketika St. Fransiskus mendengar, bahwa murid-murid Kristus tidak boleh memiliki emas atau perak  dan dalam perjalanan tidak boleh membawa pundi-pundi, bekal atau roti atau tongkat, dan tidak boleh memakai kasut dan dua baju, tetapi harus mewartakan kerajaan Allah dan pertobatan, maka ia langsung berseru dengan gembira dalam roh Allah, “inilah yang kukehendaki”. Katanya , “inilah yang kucari, inilah yang ingin kulakukan dengan segenap hatiku.”dengan dilimpahi sukacita Bapa Suci lalu bergegas-gegas melaksanakan nasehat yang bermanfaat itu”.

Demikian kisah Porziunculla. Semoga peristiwa-peristiwa bersejarah di Porziuncula, menjadi inspirasi bagi para saudari yang berkarya di Biara Charitas Porziunculla. Dan satu lagi, refleksi Biara “Porziuncula” semakin disempurnakan, sebab diresmikan pada tanggal 29 September, dimana Gereja merayakan Pesta Malaikat Agung.

Ketiga Malaikat; Mikael,Gabriel, dan Rafael menjadi pelindung biara ini. Mikael, berarti “siapakah sama dengan Allah?” adalah malaikat agung Allah dan panglima bala tentara surga. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman dalam menghadapi serangan musuh. St. Fransiskus menaruh devosi besar kepada malaikat agung ini.

 Gabriel, lazim disebut juga “Jibrail”berarti “kekuatan Allah”.Dalam tradisi Kristen malaikat agung ini dikenal sebagai “pembawa kabar gembira” dari Tuhan kepada manusia. Perannya sebagai pelayan dan utusan Allah sudah dikenal umat Allah semenjak masa Perjanjian Lama.

Tampak BIara dari depan

Sedangkan Rafael, berarti “obat Tuhan”, “tabib Allah” atau “Tuhan menyembuhkan”. Umat Kristen menghormati Malaikat Rafael sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts