BIARA CHARITAS RUFINO

BP/RB Sta. Maria Mataram, Tugumulyo MUSI RAWAS

            Tahun 2003, Kongregasi Suster St. Carolus Baromeus yang menangani karya BP/RB St. Maria dan asrama putri Marganingsih Tugumulyo, memberitahukan kepada Uskup Palembang, bahwa Kongregasi CB akan  mundur dari karya pelayanan tersebut, dengan alasan kekurangan tenaga. Pada sidang Kapitel FCh, pada tanggal 18-28 November 2003. disetujui oleh anggota sidang bahwa karya itu akan diteruskan oleh Kongregasi Suster St. Fransiskus Charitas. Keputusan ini ditindak lanjuti. Pada tanggal 24 Oktober 2004 dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Palembang, dilangsungkan serah terima dari Kongregasi Suster CB kepada Uskup Agung Palembang (sebagai karya keuskupan) dan dari Bapa Uskup diserahkan kepada ke Kongregasi Suster St. Fransuskus Charitas sebagai pengelola.

Anggota Komunitas Rufino (Sr. M. Laurentia FCH sebagai Pelayan Persaudaraan, Sr. M. Theresito FCh dan Sr. M. Odiva FCh) – Gambar : 2020

               Karya ini tepatnya di G-Mataram, Tugumulyo, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, disebuah daerah pedesaan, yang masih banyak persawahan, perkebunan dan kolam ikan. Karya di komunitas ini, selain BP/RB, juga mendampingi asrama putri, serta terlibat dalam pelayanan pastoral parokial.

               Nama komunitas adalah Rufinus atau Rufino, beliau sebagai pengikut pertama Ordo. Ia salah satu dari ketiga sahabat St. Fransiskus yang juga dikenal sebagai penulis  “Riwayat Hidup Fransiskus  oleh ketiga sahabatnya’’. Ia sejak awal mengenal Fransiskus. Hanya tidak diketahui kapan ia menggabungkan diri dengan Fransiskus. Ia adalah saudara sepupu St. Klara. Dan ia meninggal dalam tahun 1270.

‘’Betapa sedikitnya orang yang boleh melihat luka lambung suci itu, selagi hamba yang tersalib dari Tuhan  yang tersalib hidup. Mujurlah Elias, yang semasa hidupnya sang Santo sebagai manapun jua dapat melihatnya. Tidak kurang mujurnya pula Rufinus, yang telah boleh menjamahnya dengan tangannya sendiri. Ketika saudara Rufinus itu pada justru ketika menaruh tangannya diatas dada sang Santo untuk menggaruk-garuknya, maka tangannya menjalar seperti sering terjadi, ke lambung kanannya dan kebetulan menyentuh parut yang mulia itu. Karena sentuhan itu hamba Allah yang suci menderita tidak sedikit, dan segera ia menyentakkan tangan itu sambil berseru, semoga Tuhan menyayangkan Rufinus. ‘’(I Cel 95)”.

            Tidak banyak cerita yang mengisahkan perjalanan hidup Rufinus. Namun dari kutipan diatas kita tahu, bahwa Rufinus adalah sahabat dan orang dekat St. Fransiskus. Kedekatan itu tampak ketika ia menaruh tangannya diatas luka stigmata St. Fransiskus yang tersembunyi bagi orang luar.

Rufinus dipilih menjadi nama Biara Charitas Tugumulyo. Semoga keutamaanya sebagai sahabat dan orang dekat St.Fransiskus menjiwai juga para suster yang tinggal di Komunitas “Rufino’’ Mataram – Tugumulyo. Dengan demikian, para suster dapat menjadi sahabat bagi kaum muda yang mendampingi Asrama Putri Marganingsih dan dekat dengan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts