Sukacita yang berasal dari Allah ini pun juga dapat meredup atau bahkan hilang jika kita tidak senatiasa mengandalkan dan hidup seturut perintah-Nya. Ketika kita ketakutan tanpa iman, kita akan kehilangan sukacita. Kisah para murid yang menyangka Yesus “hantu” ketika Ia berjalan di atas air (Matius 14:22-33), mengambarkan bahwa ketakuatan tanpa iman, menghancurkan sukacita bahkan juga menumpulkan akal sehat. Ketika perahu para murid diombang-ambingkan angin sakal, Yesus datang berjalan di atas air. Namun mereka tidak lagi mengenali Yesus. Para murid mengira Yesus “hantu”. Dari kisah Injil ini kita belajar bahwa ketakutan tanpa iman mengerus sukacita bahkan kadang mematikan pengharapan karena akal budi tidak lagi dapat berpikir dengan lebih tenang dan jernih.
Kita juga dapat kehilangan sukacita karena kita mengalami kekhawatiran tanpa iman. Terkadang sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan, kita jadikan bahan kekhawatiran, misalnya persoalan makanan, pekerjaan dan masa depan kita. Kadang juga kita mengalami kekhawatiran yang berlebihan. Padahal Tuhan Yesus telah mengatakan kepada kita untuk memercayakan diri kepada penyelenggaraan-Nya. “…Bapamu yang di surga tahu kamu memerlukan semuanya itu” (Mat 6: 32).
Kita pun dapat kehilangan sukacita dalam hidup kita ketika kita menyimpan luka hati, dendam, iri hati, amarah, benci, sungut-sungut, dan sikap negatif lainnya. Luka luar atau fisik, bisa dengan mudah disembuhkan, namun luka di dalam hati sangat sulit disembuhkan. Hampir tidak ada obat untuk luka dalam hati kecuali kita menyerahkan semuanya kepada kuasa-Nya dan mengampuni mereka yang melukai kita. Dalam kisah Perjanjian Lama, Kain membunuh Habel karena penyakit hati yaitu iri hati, amarah, kebencian, dan sungut-sungut. Penyakit hati ini mendatangkan perbuatan kejahatan dan mengambil sukacita hidup kita. Dosa membuat kita gagal untuk menikmati sukacita yang Allah janjikan.
Lalu apa yang dapat kita usahakan atau upayakan supaya sukacita sejati dan sempurna dapat kita miliki? Kita dapat mengupayakannya dengan: 1) “Tinggal dalam kasih Yesus” (Yoh 15: 10-11) di dalam hidup sehari-hari; 2) “Tinggal bersama-Nya dan mengalami-Nya” (bdk. Yoh. 1: 39). Setia dan tekun berdoa, terutama kesungguhan dalam merayakan Ekaristi (menjalin relasi dan komunikasi yang intim dengan Allah; berdoa dan terutama merayakan Ekaristi bukan sekedar rutinitas, namun sungguh sebagai saat perjumpaan secara personal dengan Allah Tritunggal); 3) Tekun membaca dan merenungkan Kitab Suci (Lectio Divina atau meditasi pribadi) dan hidup seturut Firman-Nya. Kitab Suci adalah surat cinta Allah dimana segala pesan dan janji kasih-Nya, disampaikan untuk kita; 4) Selalu berusaha menjadi pribadi yang terbuka, menata diri dan mengendalikan diri; dan 5) Mengasihi dengan tulus dan membantu sesama yang membutuhkan bantuan, terutama yang sakit dan miskin. Kita bersukacita karena kita bisa berbuat kebaikan yang meringankan beban sesama kita dan menyenangkan hati Allah.
Dalam kesadaran setiap hari, dalam doa dan aktivitas sehari-hari, kita mesti memohon kepada Allah supaya Ia selalu tinggal dalam hati kita, menemani dan menyertai peziarahan hidup kita, sebab sukacita sejati tidak pernah mungkin kita miliki jika kita tidak memiliki Roh Tuhan. Seperti pesan Santo Fransiskus, “…tetapi yang hendaknya mereka perhatikan ialah keinginan untuk memiliki Roh Tuhan melampaui segala-galanya dan membiarkan Dia berkarya di dalam diri mereka” (AngBul X:8; bdk. ADOIII Reg. 32).
Seorang yang memiliki Roh Tuhan melampaui segala-galanya, memiliki sikap siap sedia dan terbuka dibimbing oleh-Nya, membiarkan Dia berkarya di dalam dirinya, menjadikan dirinya murid Kristus, dan mempelai-Nya yang setia. Ia bersukacita karena memiliki Tuhan Yesus; Sang Kasih, Sang Penebus dan Sang Penyelamat. Semoga melalui kehadiran dan kesaksian hidup kita, semakin banyak orang tumbuh dalam iman, harapan dan kasih, terutama mengenal Kristus Sang Kasih itu sendiri dan mengalami sukacita. Berkat Tuhan menyertai kita sekalian. Amin.
Salam belarasa-yang-tak-terbagi
Palembang, 14 Februari 2021
Charitas = belarasa-yang-tak-terbagi
Tinggalkan Balasan