Merefleksikan perjalanan seabad Kongregasi Charitas Indonesia, membawa kita pada kenangan jejak awal kehadiran lima suster charitas tiba di Bumi Sriwijaya. Imajinasi seakan dihidupkan kembali pada potret album yang tersisa tentang bumi sriwijaya yang monokrom. Potret hitam putih seperti bisikan lembut yang menyapa tentang ketekunan, kesederhanaan, pengosongan diri. Album monokrom yang tersisa dari jejak lima suster pendahulu adalah makna perjuangan panjang dengan segala gelombang dan pasang surutnya. Sejarah Kongregasi Suster Charitas telah dan sedang dicatat dalam berbagai warna yang kini bukan lagi dalam warna monokrom menandai suatu peziarahan yang masih akan terus berlanjut. Ada syukur, ada harapan, ada luka dan pemulihan, ada tangis dan tawa, dan ada cinta yang tak pernah berakhir. Di balik semua potret itu kini Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas Indonesia telah menjadi sebuah pohon yang tumbuh subur dan berbuah tidak lagi hanya di Bumi Sriwijaya tetapi tersebar luas di delapan Keuskupan Indonesia dan dunia. Salah satu cabang komunitas baru adalah komunitas St. Yosep Cupertino Samarinda.
Pantas dan layak, rasa syukur dirayakan secara meriah pada perayaan misa syukur karena Tuhan begitu baik memelihara pertumbuhan Kongregasi ini menuju 100 Tahun. Ungkapan sederhana ini lahir menjadi komitmen simbolik dari para suster yang tinggal di komunitas Santo Yosep Cupertino Samarinda. Ungkapan simbolik inilah yang telah menggerakkan hati banyak umat untuk berpartisipasi dalam perayaan misa syukur launching menuju 100 th Charitas di Indonesia. Serangkaian perayaan syukur ini diawali dengan perayaan ekaristi yang diselenggarakan di Gereja Santo Lukas Temindung Samarinda Selasa, 29 Juli 2025 pada pukul 17.00 WITA. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Ambrosius MSF, didampingi oleh empat imam konselebran yakni Pastor Antonius Garin MSF, Pastor. Gunawan MSF, Pastor. Dahar MSF dan Pastor. Andry SCJ. Perayaan misa syukur ini dihadiri lebih dari 200 umat yang terdiri dari dewan pastoral harian, umat lingkungan, para suster dari kongregasi PRR, FSE, MASF.
Perayaan Ekaristi berlangsung khidmat dan meriah diiringi paduan suara umat lingkungan St. Yakobus. Perayaan misa syukur diawali dengan perarakan terdiri dari misdinar, tiga suster yang secara simbolik membawa logo 100 th Charitas, bibit pohon ekologi. Pastor Ambrosius MSF dalam homilinya menjelaskan tentang perikop injil Matius 13 tentang benih dan jenis tanah tempat benih ditaburkan. Menjadi tanah yang subur bukan soal tanah dekat pinggir jalan tetapi bagaimana sikap setiap orang merespon benih baik yang Tuhan taburkan. Berbuah berarti menjadi berkat bagi orang lain, jaman sekarang orang lebih cenderung mencari tanah di pinggir jalan, karena lebih strategis dan lebih mahal. Maka dimanapun diutus tetaplah menjadi tanah yang subur dan berbuah limpah berlipat ganda. Para suster yang hadir di keuskupan Samarinda khususnya di paroki santo Lukas selalu berupaya menjadi berkat dengan keterlibatan dalam pelayanan gereja seperti pelayanan ibadat ke stasi maupun pelayanan umat di lingkungan. Para Suster FCh diajak untuk senantiasa hidup dalam semangat cinta kasih Kristus dimanapun diutus.
Usai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan kegiatan ramah tamah di aula serbaguna paroki. Rangkaian kegiatan ramah tamah berlangsung meriah dan hangat penuh persaudaraan dipandu oleh Sr. Mikaella FCh dan saudara Roland sebagai MC (Master Ceremony). Ramah tamah juga dimeriahkan dengan tarian oleh anak anak remaja katolik dan tarian Dayak dari anak panti asuhan Putri Reinha Rosary (PRR) Samarinda. Puncak perayaan launching dilakukan dengan pemukulan gong sebagai simbol dibukanya gerbang menuju 100 tahun Charitas di Indonesia oleh Sr. Akwilina FCH disaksikan oleh para suster Charitas komunitas Samarinda, pastor paroki gereja santo Lukas Temindung Samarinda dan Ketua Lingkungan St. Yakobus Samarinda. Usai pemukulan gong, kilas balik sejarah kongregasi juga dalam bentuk video menjadi suguhan yang sangat bermakna bagi para tamu undangan karena menjadi sarana yang efektif bagi umat mengenal kongregasi Charitas dalam dinamika pelayanannya sebagai salah satu kekayaan Gereja yang berziarah. Penanam bibit pohon sebagai simbol atas harapan dilaksanakan secara tersendiri di komunitas.
Kemeriahan launching menuju 100 th Charitas di Indonesia baik dalam perayaan misa syukur maupun acara ramah tamah di komunitas St. Yosep Samarinda tidak terlepas dari kemurahan hati umat memberi dukungan dan support dalam berbagai bentuk donasi materi dan immateri seperti donasi makanan saat ramah tamah, donasi peralatan,donasi persembahan bunga dan buah, tenaga dan lain sebagainya. Kemurahan hati umat membuat perayaan ini menjadi sangat sempurna dan umat pulang dengan penuh rasa syukur. Perayaan ditutup dengan ungkapan umat “Sampai jumpa pada perayaan puncak 100 tahun Charitas Indonesia tepatnya 9 Juli 2026.
Tinggalkan Balasan